Senin, 29 Maret 2010

Harga telur ayam di Jakarta naik 3%-5%

Oleh: Nuruddin Abdullah

JAKARTA (Bisnis.com): Harga telur ayam di Jakarta akan bergerak naik sekitar 3%-5% dibanding harga sekarang di tingkat konsumen dan supermarket Rp12.500-Rp14.000 per kg yang berlaku mulai bulan depan dengan pasokan tetap 1.200 ton per hari.

Ketua Umum Asosiasi Peternak Unggas se Indonesia Hartono mengatakan pergerakan harga telur ayam ras itu dipicu oleh permintaan pasar yang melonjak seiring dengan banyaknya kegiatan pesta yang diselenggarakan di Ibu Kota dan daerah sekitarnya.

“Kenaikan harga telur dipicu faktor permintaan yang meningkat, sementara pasokannya relatif tidak ada penambahan, tetap 1.200 ton per hari untuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi,” katanya di Jakarta hari ini.

Dia mengatakan pedagang dan peternak unggas anggota Pinsar Unggas Nasional tidak menambah pasokan telur dengan alasan kenaikan harga tersebut hanya bersifat penyesuaian dari harga sebelumnya yang relatif rendah sejak Januari.

Untuk itu, lanjutnya, pasokan telur ayam ras tetap pada posisi angka normal yaitu sebanyak 1.200 ton per hari atau 36.000 per bulan dengan sekitar 50% diantaranya khusus untuk memasok kebutuhan Jakarta.

“Para pengusaha dan peternak tidak ingin mengulangi situasi pasar kelebihan pasokan yang terjadi pada September-Oktober 2009 sehinga berdampak harga jual telur relatif rendah di bawah biaya produksi,” ujarnya tanpa menyebut berapa harganya.

Hartono mengatakan kini harga telur ayam ras di tingkat petani peternak sebesara Rp11.000-Rp11.700 per kg, kemudian didistribusikan ke tingkat konsumen dan supermarket dengan harga berkisar antara Rp11.500 sampai dengan Rp14.000 per kg.

Besaran harga telur di tingkat konsumen dan supermarket itu, lanjutnya, sangat dipengaruhi faktor jarak tempuhnya dari pusat distribusi dan petani perternak yang termasuk dalam komponen biaya transportasi dan distribusi.

Menurut dia, konsumen dapat memahami pergerakan harga telur di Jakarta dan daerah sekitaranya yang relatif masih berada pada batas yang wajar sehingga mereka tidak mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.

Ulasan :
Dengan adanya berita tentang kenaikan harga telur ayam, masyarakat semakin kecewa dengan pemerintah sekarang ini. Sebelumnya pemerintah mengatakan akan menurunkan segala macam kebutuhan pokok, kenyataanya semua naik.. satu persatu harga kebutuhan pokok terus naik.

mungkin menurut pemerintah menaikan harga tersebut masih rendah, tidak terlalu tinggi. Tapi, masyarakat kecil menilai bahwa naik harga telur ayam naik segitu sangat sekali berat, karena pengeluaran mereka untuk makan bertambah, namun penghasilan dia tidak bertambah-tambah.

Sebelum pemerintah menaikkan harga, sebaiknya pemerintah mensurvei terlebih dahulu ke lapangan langsung setiap golongan masyarakat baik atas, menengah maupun bawah. Dari situ pemerintah mengetahui meningkatnya minat terhadap telur ayam tersebut berada pada golongan apa. kalau gol. atas dan menengah pasti dia akan mampu untuk membeli itu. Namun, pd gol. bawah dia tidak akan mampu untuk membeli itu.

Dari hasil itu pemerintah membuat tindakan, apakah pantas harga telur ayam tersebut naik???dan pemerintah juga harus lebih teliti dan cermat lagi dalam membuat suatu keputusun dalam menaikkan suatu harga bahan pokok, karena bahan pokok itu merupakan kebutuhan kita setiap harinya.

0 komentar:

Posting Komentar